Halaman

Selamat Datang!

Saya seseorang yang sangat menyukai hal hal tentang dunia mistis, walaupun saya seorang penakut.

Sabtu, 06 Oktober 2012

Jelangkung Istriku (Preview)

Mungkin sebagian orang percaya bahwa segala peristiwa yang terjadi di dunia ini, memiliki suatu sebab tersendiri sebagai penjelasan akibat padanya peristiwa itu. Sebagian lagi menyakini sesuatu yang tidak bisa terdefinisikan oleh nalar. Mistis, salah satunya.

"Ya, nalarku sudah menyerah dalam kelelahanku demi mencari sosokmu yang hilang, Rin"

Sudah hampir enam bulan pencarian itu. Aku meminta bantuan Tim SAR, tapi cuma seminggu mereka menyisir sungai, mencarimu. Bagaimana mungkin tim penyelamatyg kusewa dengan seluruh uang tabunganku yg terkuras, menyerah begitu saja. Mereka berdalih kalo kamu hilang dan dinyatakan mati. Harapanku tipis. Tapi, aku tidak menyerah. Sampai saat inipun.

"Plaaak" mbah dukun membuyarkan lamunanku. dengan gerakan aneh, ia melanjutkan ritualnya kembali sambil membaca mantra. Matanya tertutup seperti orang kesurupan, dukun itu menghela nafasnya beberapa kali.



"Tengah malam besok, sampean kudu mempersiapkan sesajen persis seperti yang sudah kupersiapkan!" perintah mbah dukun, yang biasa disapa Ki Srutu oleh penduduk setempat.

Ia menyodorkan beberapa sesajen bunga kembang tujuh rupa, sebuah kendi kecil berisi air kali, dan sesuatu yg terbuat dari tempurung kepala serta kayu, menyerupai boneka kayu.
"Itu Jelangkung, pak!?" Tanyaku
"Iya! Jawab Ki Srutu"
Gubuk ini terasa aneh bagiku. Seolah ada yang mengawasiku sejak tiba ditempat ini, ketika Ki Srutu menyodorkan boneka Jelangkung, aku merasa boneka itu seperti menyimpan misteri tersendiri bagiku.

"Jangan lupa untuk mengucapkan salam pada boneka jelangkung"
'Datang tak dijemput, pulang tak diantar. Datang tak dijemput, pulang tak diantar.' Ucap Ki Srutu, sambil menyeringai misterius.
"Ta..Tapii, pak, apa memang harus dengan jelangkung satu satunya cara untuk berkomunikasi dengan saya?"
Laki laki itu mengangguk mantap sambil mengelus jenggot putihnya yg panjang. Kemudian, aku berpamitan pulang dengan perasaan yg tak wajar.

Berbagai cara sudah kutempuh untuk menelurusi deras air, mencarimu, Karina! Sudah berpuluh puluh kilometer aku mengeja panjangnya air sungai itu, demi melukis keberadaanmu. Bahkan, aku pernah menghasut anak anak pecinta alam untuk menakhlukan hulu air terjun. Sayang, mereka sudah terprovokasi okeh hal takhayul duluan. Aku sendiri malah terhasut oleh pikiran konyolku untuk meminta bantuan dukun, berharap ada solusi dari semua takhayul ini.

"Ah yg penting... Aku tidak pernah berhenti mencarimu kan, Rin?"
"Hey... Sampean! Jelangkung itu sarana orang yg masih hidup untuk terhubung dengan orang yg sudah mati. Tapi, jelangkung jg saranan sampean untuk bergabung di dunia mereka. Hahaha!!. Begitulah kalimat awal Ki Srutu sambil tertawa terbahak bahak dengan suara seraknya,saat aku mengucapkan niatku datang ketempat itu.

Zyuuut...

Tiba tiba boneka kayu tersenyum padaku.

Braak!!
Boneka itu praktis tergeletak dilantai ruang tamu karena refleks bantinganku yg syok waktu menyadari itu....
"Klotaaak... klotaaaaak.. klootaakk"
Diam, dia tetaplah boneka kayu yg kaku.

"Aku menyewa sebuah vila terdekat wisata air turjun dimana kamu hilang, Karina. aku enggan pulang ke jakarta. Aku enggan balik ke rumah sebelum memastiakn dirimu. Sungguh, aku ingin menemukan dalam keadaan apa pun."

Teng.. Teng... teng..
Bunyi jam klasik diruang tamu berdenting sebanyak 12 kali. Detak itu bagaikan sebuah mantera penyambutan bagai gerbang kekeramatan. Mirip sebuah salvo penyambutan upacara pemakaman para raja Inggris. lalu, keheningan mulai mencabik kecemasanku. Yah, ini pertanda jitu untuk aku memulai ritual.
 "Datang tak dijemput, Pulang tak diantar... Datang tak dijemput, Pulang tak diantar... " kubaca mantera persis perintah Ki Srutu di gubuknya kemarin.
 Greeeek....greeeegg..greeeegg....

 tiba tiba saja boneka jelangkung yg kugenggam bergetar, pelahan-lahan dan semakin lama semakin hebat getarannya. Sesajian yg susdah terpampang dimuka meja tamu juga oleng. Menari mengikuti hentakan boneka kayu yg kupegang. Kutatap setiap perubahan yg bakal terjadi pada tempurung kelapa boneka jelangkung yg kupegang ini. Aku sendiri merasa heran. Inikah sesuatu yg nyata?
 "Mirip cerita-serita misteri yg sering kutonton bersamamu, Rin."
Ah, ini benar-benar nyata, aku yakin.

========================================================================


Nah itu dia sebagian cerita yg ane ambil dari sebuah buku yg berjudul DEATH SYMBOLS karya Fitria Pratnasari And The Grager's. Sebuah buku, dengan 8 Cerita horror, baik fiktif atau kisah nyata. Penasaran dengan isi lengkap buku ini? Segera dapatkan ditoko buku terdekat.

2 komentar:

Bagja Nugraha mengatakan...

PHP dasar -____-

Eko Bagus Suhartono mengatakan...

Hahaha.. Next Story deh bro. ini pas ngetik uda ngantuk dewa --"