Halaman

Selamat Datang!

Saya seseorang yang sangat menyukai hal hal tentang dunia mistis, walaupun saya seorang penakut.

Senin, 03 November 2014

Selamat Jalan Nenek Kesayanganku, Yang Nyenyak Yah Tidurnya..

Maaf kalo cerita ini menggunakan bahasa yang aneh.. Namun, gue cuma pingin ngeluapin rasa kangen gue dengan nenek gue~

Cerita berawal dari sebuah kompetisi basket dan lomba modern dance di gedung olahraga kotabumi. 2 sosok remaja putri datang ke kantorku di jalan mangga besar no. 59 kelapa tujuh kotabumi lampung utara.

"tok,tok,tok," sebuah ketukan kecil mengetuk pintu ruang kerjaku.
"Ah, mungkin temanku yang jahil" gumam kecilku


sudah hampir 10 menit, pintu kantor ku tidak aku hiraukan dan masih asik dengan pekerjaan ku mensortir lagu lagu yang siap dimasukan kedalam playlist.

"Kok gak masuk masuk, tumben diem aja"
"woi masuk aja, gausah maenan" teriak kecil ku

dan rupanya mereka masih tidak menggubris omonganku. Penasaran, akhirnya aku yang mengalah untuk keluar dan melihat siapa teman ku yang jahil tadi.

"Huuu.. Sok banget ngetok ngetooooo......k" omonganku berhenti mendadak karena yang kulihat bukanlah temanku, melainkan 2 anak SMA yang mengenakan pakaian bebas sehingga aku pun menduganya mereka sudah kuliah.

"Om, bisa nge-mix lagu untuk dance?" tanya seorang wanita yang bermata sipit dan bertubuh pendek.
"iya bisa kok, tapi jangan panggil om, saya masih 22 tahun loh" belaku.
"hehehe, iya kak.. Ini untuk lomba di stadion ntar. Bisakan kak? Soalnya tempat lain pada ga bisa" tanya wanita satu lagi dengan tubuh yang sedikit berisi dan tinggi. Sepertinya dia anak basket, karena dari postur tubuhnya, dia memang tergolong besar dan tinggi.
"iya bisa kok, masuk aja kesini" jawabku..

Akhirnya kami bertiga masuk kedalam ruang kerjaku..

Setelah menyalin lagu yang akan di edit, akhirnya aku memulai kerjaku dengan panduan mereka. Sebenarnya mix lagu itu mudah, namun karena mereka hanya menstok sedikit lagu, dan meminta lagu dariku, itu yang membuatnya hampir seharian penuh.

Selama seharian penuh itu juga, aku mengalami perasaan aneh kepada salah satu dari mereka berdua. Jantungku lebih cepat berdetaknya, keringat sepertinya mengalir dari punggungku. Bukan karena panas, namun bisa dibilang, mungkin karena nervous. Padahal sudah sering sekali aku membantu anak anak sekolah dalam mengedit lagu lagu merekam namun yang ini berbeda. Aku seperti tertarik dengan dia. Aku yang biasa banyak berbicara jika sedang mengedit, ini lebih pasif dan diam. Menunggu isntruksi dari gadis gadis belia itu.

Akhirnya peng-editan lagu pun harus dilanjutkan besok, karena sampai malam itu, masih tersisa 30% lagi pengerjaannya. Aku yang tertarik dengan dia, mencoba meminta pin bbmnya dengan dalih untuk komunikasi jika ada yang perlu dirubah lagi lagunya. Hehehe.. dan diapun memberikan pin bbmnya tanpa ada rasa curiga. Yes, aku dapat.....

Setelah selesai mengerjakan mixingan lagu mereka, akhirnya aku mencoba basa basi dengan berkomunikasi lewat bbm.. "Gimana lagunya, ada yang perlu di rubah?" basa basiku. "oh kata pelatih dance nya, gak ada kak, udah bagus kok.. Makasih ya kak nino" balas bbm nya. "yah bagus deh kalo gitu, jadi bisa lebih fokus latihan nya. Memangnya untuk tampil pas kapan sih?" tanyaku lagi. "Pas pembukaan kak" jawab dia singkat. "Baiklah~ semangat ya :D " balasku.

Yah seperti itulah kurang lebih percakapan awalnya. Aku sedikit lupa, apa apa lagi percakapan kami setelah nya. Akupun semakin suka dengan dia, terbesit ingin aku jadikan dia sebagai pacarku, namun karena orangtua serta keluarganya melarang keras berpacaran, akupun mengendurkan niatku. bagaimana bisa tau dia dilarang pacaran? Yah logikaku saja, dia di bonceng dengan laki laki saja, orang tuanya langsung memarahinya, dan aku dengar dari teman temanku, ayahnya lebih cerewet dari ibunya. Aku sedikit menyerah, bagaimana bisa aku pacaran dengan anak rumahan ini.

Ditambah sikap dinginnya kepadaku, membuat ku kehilangan kepercayaan diri untuk mendekatinya lebih dari sekedar teman. Sampai akhirnya, akupun seperti mengalami fase fase jatuh cinta ala anak SMA. Lebih sering murung atau sekarang bahasanya disebut galau jika ketika sudah bertanya banyak, dia hanya menjawab tanpa ada basa basi lagi.

Mungkin saja akunya yang lebay, tapi ntah kenapa, dari perasaan galau itu, aku jadi lebih sering memutarkan lagu lagu melow diruang kerjaku. Dan satu lagu yang benar benar tidak bisa lewat dari playlist ku sendiri, yaitu lagunya Efek Rumah Kaca - Kamar Gelap. Lagu ini benar benar sangat dingin, cocok disaat situasi yang aku alami saat itu. Tanpa ku sadari, maksud lagu itu sendiri apa.

Setelah beberapa hari kemudian akhirnya terbesit ide untuk membuat acara off air diradio ku.. Dengan melanjutkan acara tahunan yang tahun 2014 ini absen.. Akhirnya acara ini aku adakan pada tahun 2015. Persiapan demi persiapan aku coba bangun, dari pembuatan proposal dan sebagainya. Pembagian tugas pun dilakukan, aku dan sahabaku wanda ditugaskan mencari daftar harga perlengkapan. Mulai dari tarup, sound system, dan sebagainya.

Sampai akhirnya ibuku memberi info, kalau disamping rumah nenek ku ada teman lamanya yang menyewakan alat sound system. Mungkin dengan beliau, harganya jauh lebih murah. Dan langsung aku dan sahabatku pergi kesana. Sampai dirumah nenek ku, aku bersalaman dengan nenek dan bude. Hari itu aku seperti ingin bercerita banyak dengan nenek ku, ntah kenapa. Rasanya aku ingin berlama lama disana, melihat lebih sering nenek dari pada orang yang mengajaku berbicara.

Ada perasaan sedih ketika urusanku sudah selesai dan akan balik keradio. Dan ketika bersalaman dengan beliau, aku yang baru baru ini saja suka mencium pipi dan kening beliau, mencium pipi dan kening nya lebih lama.. Rasanya seperti tidak akan bertemu dalam waktu lama. Mungkin aku yang akan pergi merantau, atau karena pekerjaan besar nan super sibuk menanti di depanku.

"mbah, bagus pulang ya.. Mbah yang sehat, jangan suka telat makan, dan jangan terlalu capek" sambil kucium kening lalu pipinya. "iya, hati hati ya gus bawa motornya". kata dia dengan suara tuanya. Aku langsung pulang, dan pergi keradioku lagi. Sampai diradio, lagu Efek Rumah Kaca menggema di ruang kerjaku. Seperti lagu penghilang rasa galau, namun makin hari makin menjadi.

Kurang lebih 2 minggu, aku masih berhubungan dengan dia lewat bbm, karena terlalu kangen akhirnya aku iseng mengajak dia dan teman sipitnya berenang. Dan dia mengiyakan ajakanku dan langsung pergi. Hari itu adalah hari sabtu tanggal 25 Oktober 2014, tepat tanggal merah.

Setelah berenang, keadaan tidak banyak berubah. Dia masih dingin, kalo kata sahabatku, dia memang seperti itu orangnya, dingin tidak banyak bicara. Aku mulai berfikir, mungkin aku akan terbiasa dengan sifat dinginnya dan mendapatkan sensasi yang berbeda. Karena aku sendiri adalah seseorang yang periang, jadi sangat aneh jika menjalin hubungan dengan manusia yang pendiam.

Minggu 26 Oktober 2014. Pagi itu aku memutuskan untuk bersantai santai sambil mendengarkan musik dan mengotak atik proposal. Namun, ketika siang yang diguyur hujan, sebuah sms dengan nada yang sedikit keras masuk kedalam handphone ku.. "mas, ketempat mbah sekarang! Penting!!!!!". Oh rupanya adekku, ada apa sms seperti ini? "iya, sebentar, lagi hujan" balas ku singkat.

"gak bisa, harus sekarang!" balasnya sigap. Ntah kenapa, fikiran ku langsung tertuju ke nenek ku. Langsung aku membereskan notebook dan kertas kertas yang ada dimejaku. "ya tunggu, mas kesana sekarang". Tak lama kemudian, teman ku anto menelpon dan menyampaikan kalo adekku baru saja menelpon dia dan menyuruhku kerumah nenekku.

Ditengah hujan yang deras, aku langsung mengambil motor, dan langsung pergi kerumah nenekku yang mungkin berjarak lebih dari 1 KM dari rumahku. Cepat sampai, harus sampai! kata kata itu saja yang ada di otakku sambil memacu motor ku dengan kencangnya.

Sesampainya disana, sigap aku langsung turun dan menuju pintu masuk dirumah nenekku yang sudah ramai. Didalam sana terlihat ibuku, adek, pakde, dan bude ku yang sudah meneteskan air matanya. Ada apa? Kenapa mereka? jangan membuatku takut! Aku percepat langkahku karena ingin mengetahui apa yang terjadi didalam.

"Assalamualaikum...." mataku langsung terpaku kesebuah sofa karet yang sudah lusuh. Disana, duduk sosok wanita yang telah melahirkan seorang anak dan anak itu pula yang sudah melahirkan aku. Dengan mata yang terbuka, pandangan yang tidak tau terfokus kemana, dan nafas yang sepertinya sangat berat.

"mbah.. kenapa mbah?" tanyaku yang langsung memeluk erat tubuh wanita tua itu dengan airmata yang langsung jatuh tak beraturan. Sosok wanita yang sudah sering kali aku kecewakan diwaktu aku anak anak, sering kupinta uang nya hanya untuk sekedar bermain PS, wanita yang selalu menyediakan aku susu ataupun teh jika aku menginap dirumahnya, wanita yang benar benar mempunyai peran penting di keluarga besarku. Sainah binti kartoparwiro kini terduduk lemas dipangkuan ku.

Dia tidak lagi bisa menjawab pertanyaan ku dengan suara yang jelas, omongan nya seperti anak bayi yang baru belajar bicara. Apakah ini sakaratul maut? Aku membuang jauh jauh fikiran itu karena aku masih ingin merasakan pelukan hangatnya. nasehatnya, cerita ceritanya, bahkan memakan masakan favoritku, sayur gori dan tempe goreng.

"dari kemarin mbah kena diare, tadi mama ngeliat dia lagi diluar sendirian, ngomong sendiri gatau sama siapa" jelas ibuku yang matanya sembab karena ikut menangis di dalam situasi itu.. Aku hanya bisa melihat wajah nenek ku yang saat itu benar benar tidak berdaya. Nafasnya selalu diambil dengan susah payah.

"udah hubungin dokter? udah dikasih obat? kenapa gak dikasih selimut? sekarang kan dingin!" ocehku ketus.
langsung saja budeku menelpon mantri yang ada di dekat rumah nenekku untuk datang. Didalam hati, aku bertanya tanya, kenapa tidak dari sebelum aku datang tadi memanggil mantri nya? Apa dia sudah tidak penting lagi dikeluarga ini karena sudah tua? Aku berulang kali mencium kening dan pipinya, dan berdoa kepada allah untuk menyembuhkan sakitnya.

Sampai ibuku bilang, "mbah tadi diluar ngomong, sudah, jemputnya habis maghrib aja. Masih banyak yang mau kesini". Kesedihan ku semakin memuncak. Aku langsung memeluk erat nenekku. Aku masih saja tidak bisa menerima kalo hari ini adalah hari terakhir aku melihat dia yang dia tidak bisa melihatku dengan jelas.

"mbaah, ini baguss.. mbah sehat yaa... Jangan sakit sakit lagii....". ucapku tepat didekat telinga dia. Sampai akhirnya, ada beberapa omongan nya yang sempat aku dengar. "hah? bagus? makasih ya le......"

Tak lama, akhirnya mantri yang ditunggu sudah datang, dia langsung mengecek detak jantung, denyut nadi, dan perut nenekku. "panas banget badan mbahnya, masuk angin kali". kata mantri itu. "sekarang, saya kasih obat panas saja dulu, tapi nanti kalo sampai sore belum turun panasnya, dirawat aja ya kerumah sakit". tambahnya dan langsung mengambil obat untuk menyuntik nenekku.

Sehabis disuntik, aku dan pakde menggendong nenekku kedalam kamarnya. Ibu dan bude ku menggantikan ia baju dan selendang. Aku yang masih bertahan memeluknya, mencoba untuk mengajak ia berbicara, Ibuku menyuruh untuk membisikan kalimat "Allah...Allah..Allah..". Aku pun menuruti nya, dan membisikan kalimat itu dekat dengan kupingnya.

Suara nenekku seperti tertahan, ketika ia mau mengucapkan kalimat Allah, suaranya seperti tersedak. Aku coba lagi dan sampai akhirnya, pertanyaan terakhir aku dengar dari mulutnya ketika ia memalingkan wajahnya kearahku. "bagus... sudah makan?". Tangisku langsung pecah! Pertanyaan yang biasa ia berikan ketika aku baru masuk kedalam rumahnya adalah pertanyaan yang benar benar menyayat hati. Ketika sakaratul maut, masih bisa menanyakan keadaan cucu nya ini.

Didalam hatiku, aku meminta kepada sang pencipta, jika memang ini adalah sakaratul mautnya, mohon dilancarkan, dan jangan dipersulit. Jika bukan, mohon disembuhkan..

Setelah agak lama menangisi beliau, aku mengajak semua sepupuku untuk mengambil air wudhu, untuk solat dan membacakan yasin. Ibuku dan bude bude ku pun ikut mengambil air wudhu. Setelah solat, kami membaca yasin bersama sama. Aku lirik nenekku, ia sudah mulai bisa memejamkan matanya dan nafasnya sudah tidak seberat tadi. Alhamdulillah, batinku..

Karena badanku basah, akhirnya aku pun disuruh pulang oleh ibuku untuk mengganti pakaian. Lagian, aku ada janji dengan teman temanku untuk rapat membahas acara off air radioku. Akhirnya akupun pulang, dan berkumpul dengan teman temanku.

Setelah selesai, akupun mandi dan bermaksud untuk pergi kerumah nenek ku lagi untuk melihat kondisi dia sekarang. Namun tak lama kemudian, adik ku pulang. "mbah gimana?" tanyaku. "sudah tidur kok, panasnya juga sudah turun, diare nya sudah berhenti" katanya. Alhamdulillah, pikirku.

Setelah bersiap untuk pergi, telpon rumahku berdering.. Sepupu yang ikut bersama adikku pun tadi langsung mengangkat telponnya. "haloo assalamualaikum....... iyaaa.. sama dede hafidz............. hah?.................... ooo......... iya, nanti saya kasitau..... ini udah mau berangkat kesana semua...........". Ketika telpon ditutup, aku langsung menanyakan siapa dan apa yang dibicarakannya tadi.

"mbah, sudah berangkat"........... katanya pelan

Aku langsung diam, dan langsung menaiki motor dan pergi kesana dengan menjemput sahabat ku wanda. Sesampainya disana, aku melihat suasana sudah ramai.. Tangisan didalam kamar nenekku sampai terdengar keluar. Aku langsung masuk kekamar nenekku, dan...............

tubuh kecil nan tua itu sudah terlihat tidur.. terlihat sangat pulas.. tangisan yang keras tidak cukup mengganggu tidurnya... sangat pulas, sampai sampai, dada dan perutnya sudah tidak lagi bergerak karena jalannya nafas.. Wanita yang sudah berusia 89 tahun itu akhirnya meninggalkan kami, meninggalkan anak anaknya yang suka memarahinya jika ia sudah mulai malas makan. meninggalkan cucu cucunya yang selalu membuat pusing karena suka bermain dan mengotori rumahnya, meninggalkan aku, cucu yang bandel dan mengecewakan....

Mencoba sabar, walau masih menangis, aku langsung mengambil buku yasin, dan kubacakan dengan pelan.. Berulang ulang.. Walau terbata bata, aku tetap membacakan itu untuk nenekku tersayang. Yang membesarkanku selain ibu dan ayahku..

Selamat jalan nenek.. tidur yang nyenyak yah disana.. Sering berkunjung dalam mimpi aku yah~

Tidak ada komentar: